Capture Video

Senin, 30 Agustus 2010.
Setelah sistem editing dipersiapkan dengan benar dan telah terjadi koneksi, kita bisa memulai proses transfer dari player video ke hard disk komputer. Prosesnya berlangsung seperti berikut ini :
  1. Dalam keadaan sudah terhubung dan mungkin telah terjadi deteksi otomatis yang menampilkan tawaran meng-capture dan meng-edit video menggunakan software tertentu, maka jalankan software tersebut.
  2. Bagaimana cara kerja tiap software bisa jadi amat khas tergantung software tersebut, tapi secara umum kita dapat mencari menu capture pada software tersebut yang akan mengantar kita pada suatu window khusus untuk proses capture ini. Untuk memberikan ilustrasi lebih jelas, berikut ini akan ditampilkan contoh proses capture menggunakan software Adobe Premiere Pro.
  3. Pada Premire Pro, kita pilih menu File > Capture (F5) sehingga tampil  capture window.
  4. Tekan tombol Play pada player video (atau bisa juga dengan menu yang ada pada capture window). Jika segalanya memang telah berjalan sebagaimana mestinya, kita bisa mengharapkan gambar video dari player video tampil pada capture window ini.


  5. Tekan tombol Record pada capture window untuk memulai proses transfer. Proses ini akan terus berlangsung hingga kita tekan lagi tombol yang sama untuk menghentikan proses. Pada kebanyakan kasus, tidak  semua bagian gambar di kaset video ingin kita capture untuk suatu proyek editing tertentu. Namun lebih baik kita merekam secara berlebih lalu mengeditnya kemudian, daripada kita harus mengulang proses capture karena ternyata masih ada gambar yang diperlukan yang masih ada di kaset dan belum di-transfer.
  6. Ketika kita sudah selesai meng-capture semua footage yang dibutuhkan, lalu kita save file-file ini ke hard disk komputer, untuk selanjutnya siap di-edit.

Berikut ini beberapa kendala yang sering ditemui pada proses capture video :

Disk Full

File video berukuran amat besar apalagi dalam format tanpa kompresi (uncompressed). Proses editing video umumnya menggunakan setting proyek Digital Video (DV) Editing menggunakan format kompresi standar Digital Video, dengan ukuran kira-kira 13.5 GB untuk file video berdurasi 1 jam. Maka sebelum memulai proses capture memang harus dipastikan dulu bahwa hard-disk pada komputer kita memiliki kapasitas yang memadai untuk menampung file hasil capture tersebut. Proses capture dapat terhenti dan memunculkan pesan “Disk Full” jika kapasitas ini tidak memadai.
Drop Frame
Setting proyek editing yang biasa kita gunakan ialah PAL Video dimana satu detik video terdiri dari 25 gambar/frame, atau biasa ditulis dengan 25 fps (frame per second). Jika terjadi kasus Drop Frame, ada frame dari kaset video yang gagal di-capture, menyebabkan klip video menjadi “patah”. Semakin tinggi nilai Drop Frame, artinya semakin banyak frame yang gagal di-capture, makin “patah-patah” pula gambar video yang dihasilkan. Maka nilai ideal Drop Frame selama proses capture ini ialah 0 (nol). Drop Frame berpotensi terjadi jika hard-disk yang menjadi tempat tujuan penyimpanan hasil transfer dalam keadaan ter-fragmen, yang biasa terjadi jika kita sering mengisi dan menghapus file berukuran besar pada hard disk dan dalam jangka waktu lama tidak dilakukan fungsi Defragmentasi. Maka memang sebaiknya sebelum proses capture dilakukan, kita melakukan cek dulu terhadap hard disk yang akan digunakan untuk menampung hasil capture, apakah hard disk tersebut memiliki kapasitas yang memadai sesuai dengan jumlah/durasi kaset yang akan di-transfer, dan apakah hard-disk itu dalam keadaan defragmentasi.

Device offline (not recognized)

Meskipun player video dan komputer secara fisik telah terhubung, namun mungkin koneksi yang diharapkan tidak terjadi. Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebabnya : 1) alat-alat yang terhubung belum dalam kondisi power ON, maka pastikan player video dan komputer dalam keadaan ON; 2) video capture card (atau firewire card) tidak terpasang dengan baik pada slot di motherboard komputer, maka matikan dulu komputer dan pastikan card tersebut tertancap dalam kondisi yang baik/kokoh; 3) Colokan kurang stabil. Baik colokan ke player video, maupun colokan ke komputer, seringkali longgar, cobalah untuk memantapkan colokan ini, dengan harapan ketika koneksi terjadi akan terdengar bunyi “ding” sebagai deteksi otomatis oleh komputer; 4) kabel koneksi gagal berfungsi. Cukup sering ditemui kabel firewire yang rusak sehingga gagal berfungsi dan harus diganti dengan kabel firewire yang baru.

fROM http://captun.net

Comentários:

Posting Komentar

 
Wahyu Afandi © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |